Thursday 17 April 2014

Cerpen Cinta : Separuh Hati Untukmu (Bagian Kedua)

Cerpen Cinta sebelumnya: Separuh Hati Untukmu
Kemudian di bulan yang sama, pada hari yang sama juga, dan bertepatan dengan tanggal kelahiranku, akhirnya aku melihatnya kembali, entah apa, aku merasakan hal yang kosong, namun ku merasa senang telah melihatnya.

Ketika kudekati, ia terlihat sedih dan merenung serta wajah yang dipenuhi oleh sejuta kebingungan, lalu aku bertanya, “Ada masalah apa? Mungkin kamu bisa membaginya denganku atau mungkin aku bisa membantumu.”

Kemudian di bulan yang sama, pada hari yang sama juga, dan bertepatan dengan tanggal kelahiranku, akhirnya aku melihatnya kembali, entah apa, aku merasakan hal yang kosong, namun ku merasa senang telah melihatnya.

Ketika kudekati, ia terlihat sedih dan merenung serta wajah yang dipenuhi oleh sejuta kebingungan, lalu aku bertanya, “Ada masalah apa? Mungkin kamu bisa membaginya denganku atau mungkin aku bisa membantumu.”
 
Cerita Cinta: Separuh Hati Untukmu (Bagian Kedua)

Kamipun saling berbagi cerita suka ataupun duka yang kami hadapi, tak ada hal yang dirahasiakan diantara kami berdua.

Tak terasa haripun mulai senja, namun kami masih saja tetap bercerita, dalam hatiku selalu bertanya kepadanya “Tahukah kau bahwa bahwa ceritaku takkan pernah habis denganmu” Hingga akhirnya aku pun mengakhiri cerita di bawah pohon yang sendu tersebut.
Namun, sebelum aku pergi, aku memintanya untuk berjanji, ia pun berkata “Janji apa yang kau inginkan dariku” Sambil berkata hanya satu janji saja.

Kemudian ku menjawab “Kau harus berjanji bahwa kau takkan pernah meneteskan air mata lagi serta harus memberitahukanku ketika kau akan pergi dari kehidupanku ini. Ia tak mengatakan apa pun ,ia hanya tersenyum kepadaku, tapi ku percaya kepadanya. Kemudian ia menggenggam tanganku dan mengatakan “Kau harus bersumpah kepadaku, ketika mimpi ini berakhir kau harus melupakanku.”

Aku hanya diam dan tak mengerti apa yang ia katakan. Lalu aku pulang ke rumah. Saat itu aku merasakan ada hal yang aneh yang membuatku tak menghiraukan hal tersebut, bahwa di sisi lain taman yang tadinya tempat kami berdua bersama, telah berubah menjadi semak belukar yang lebat.

Aku tak pernah tahu apa yang ia fikirkan,tapi sungguh begitu aneh, karena ia selalu dapat mengetahui apa yang aku inginkan dan aku harapkan. Setiap hari kami selalu bersama. Di sebuah taman yang indah di bawah pohon yang begitu sendu.

Namun, sejak saat itu juga semua telah berubah. Hari-hari ku di sekolah menjadi begitu tenang, tak ada kesialan, tak ada teman yang mengganggu, serta tak ada waktu untuk menyesal.

Aku selalu menghitung hari, sejak aku mulai mengenalnya hingga kini. Aku masih tetap bersama dengannya jika difikir sudah ada 7 bulan 8 hari.

Mungkin saja aku telah menyukainya, tapi aku tak pernah membahas hal itu dengannya, entah itu karena aku takut jatuh cinta kepadanya atau mungkin karena aku takut suatu saat nanti melukai hatinya.

Cerpen Cinta : Separuh Hati Untukmu (Bagian Kedua)
Suatu sore yang begitu mendung, kami selalu membicarakan hal-hal yang membuat ketertawaan diantara kami berdua. Tapi saat itu aku lihat wajahnya begitu pucat serta bola matanya seakan mulai memutih.

Lalu aku menanyakannya, namun tetap saja ia menjawab, aku tak apa-apa, mungkin karena terlalu bahagia denganmu, ketika itu aku hanya tersenyum kepadanya.

Hingga suatu malam yang sangat dingin sampai menusuk ke tulang, aku melihatnya sendirian di bawah pohon tempat kami bersama, hanya saja tempat tersebut begitu semak belukar dari yang pernah aku datangi sebelumnya. Lalu aku memanggilnya. Ia tak menjawab, ia hanya menangis sambil menedahkan wajah kepangkuan tangannya.

Kemudian aku mendekatinya, namun ia katakan “Jangan dekati aku serta berkata dengan nada yang rendah mungkin inilah waktunya kau akan meninggalkanku dan mungkin inilah saatnya aku menghilang dari kehidupanmu untuk selamanya.

Aku pun mejawab “Aku takkan pernah meniggalkanmu, sampai aku telah tiada lagi di sini serta aku pun takkan mengizinkanmu untuk pergi meninggalkanku.

Karena aku sadar aku telah mencitaimu, ia pun menjawab “Apa itu cinta bagimu. Lantas aku jawab “Bagiku cinta adalah bisa selalu bersama denganmu tanpa melukai perasaanmu, ia berkata lagi “Apa kamu akan tetap mencintai orang yang telah pergi meninggalkanmu.”

Aku jawab “Jika kau pergi meninggalkanku, maka cintaku akan semakin bertambah dalam untukmu.”

Rinduku akan selalu menanyakan kabarmu tentangku, fikiranku akan selalu menuju kepadamu, bahkan hatiku, telah kubagikan separuh untuk hidupmu.

Setelah mendengar perkataanku ia mulai menegakkan kepalanya sambil menatapku dengan tatapan yang menyedihkan, aku terkejut ketika itu aku melihat wajahnya begitu pucat serta dihiasi darah yang mengalir, tapi tetap aku sanggupkan tersenyum untuknya. Setelah itu semuanya menghilang dan kelam, ingatanku hilang akan semua yang pernah terjadi, kecuali tentangnya.

Hingga mataku pun terbuka, aku melihat hujan yang jatuh dari langit serta membasahi bola mataku.

Dan terdengar pula suara mobil ambulan menuju ke arahku, dan membawaku ke suatu tempat yang dipenuhi keramaian, lalu tiba seorang dokter yang memasuki ruang UGD yang berisikan dua pasien yang sekarat.

Termasuk diriku, sedangkan satu pasien lagi membutuhkan donor jantung yang tak mungkin ada.

Lalu aku mencoba menolehkan kepalaku untuk melihat pasien tersebut, dan ternyata pasien itu adalah seorang gadis yang kucintai yang tak mungkin bisa kumiliki untuk saat ini.
Setelah itu, aku menghembuskan nafasku dengan setetes air mata yang mengalir, hingga akhirnya dokter tersebut mengangkat jantungku dan mendonorkannya kepada gadis tersebut.

Seperti apa yang ku inginkan. Ingatanku kembali pada awal aku melihatnya, dan berkata... “Aku akan membantumu.” (Habis)

Cerpen Cinta selanjutnya: Akhir Pertualangan Cinta

No comments:

Post a Comment