Friday, 18 April 2014

Cerpen Cinta : Akhir Pertualangan Cinta (Bagian Ketiga)

Cerpen Cinta sebelumnya: Akhir Pertualangan Cinta (bagian kedua)
Tak beberapa lama kemudian, dengan penuh salah tingkah si Boy pun kembali masuk ke dalam menemui Lila.

”Dari siapa sih?” kata Lila iseng pura-pura bertanya.

Kontan aja, mendengar pertanyaan Lila itu Boy terlihat serba salah dan salah tingkah, ia galau dan gelisah dengan wajah penuh dusta. Mampus dah!


”Dari Jek,” jawabnya santai.

Elo gak tahu kalau gua sudah tahu semua kebohonganmu. Dasar bajingan kampung, kata Lila ngedumel dalam hati. Lila pun kemudian diam seolah-olah percaya aja dengan jawaban Boy barusan. Baginya yang penting tujuan untuk mengerjain Boy harus lebih penting.

Cerpen Cinta: Akhir Pertualangan Cinta (Bagian Ketiga)

Boy yang emang sudah galau dan gelisah merasakan suasana sudah tidak nyaman, padahal nuansa di rumah Lila lagi nyaman dan adem. Akhirnya Boy pun terasa nggak betah dan pulang lebih cepat diluar dugaan Lila.

Keesokan harinya, yang merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Lila, Ivon dan Kania untuk menghabisi dan menghentikan pertualangan sang play boy, Boy. Cukup sampe disini Boy, kata mereka bertiga.

Hari ini merupakan giliran Kania janjian ketemu dengan Boy. Mereka berdua sepakat ketemuan di kafe tempat pertama kali mereka bertemu, tempat pertama kali Kania menjadi korban rayuan gombalannya Boy. Boy benar-benar nggak nyadar kalau semuanya ini sudah diatur. Boy pun nggak nyadar kalau ia sudah masuk dalam sebuah perangkap skenario besar dari korban-korbannya sendiri.

Lila dan Ivon terlihat sedikit gelisah dan sudah tidak sabar menunggu kehadiran Boy. Mereka memang sudah pada duluan hadir di tempat itu dan berada di tempat yang tidak bisa dilihat oleh Boy.

Tepat pukul 20.00 wib, akhirnya Boy yang ditunggu-tunggu pun tiba langsung menghampiri Kania. Kania pun lantas berdiri dari duduknya menyambut kedatangan Boy.

”Sudah lama nunggunya?’” tanya Boy kepada Kania.

Basa basi doang lo! Bisik Kania dalam hati. ”Nggak, barusan aja aku disini,” balas kania juga dengan basa basi.

Lebih kurang tiga puluh menit sudah, Boy dan Kania berada di kafe ini sambil menikmati makanan yang mereka pesan, namun tiba-tiba aja Hp Boy berbunyi lantaran dihubungi oleh Ivon.

Cerpen Cinta : Akhir Pertualangan Cinta (Bagian Ketiga)
”Halo, met malam, Von,” kata Boy kalem membuka pembicaraan sambil menjauh dari Kania.

”Ya, malem,” jawab Ivon. ”Elo lagi dimana sih?” lanjut Ivon iseng bertanya.

”Gua lagi di rumah,” jawab Boy spontan.

Benar-benar bangsat, lo! Udah basi, telat lo ngelesnya! Bisik Ivon dalam hati. ”Kesini dong, gua lagi bete nih,” rayu Ivon sambil mencuil lengan Lila.

”Gua lagi capek banget, lagi males mau keluar. Sorry ya!” kata Boy pede dengan kebohongannya.

”Ya udah kalau begitu, nggak papa,” balas Ivon.

Setelah kontaknya diputus, Ivon dan Lila pun nggak bisa menahan tawanya sambil menutup mulutnya dengan tangan agar tidak didengar oleh Boy.

”Rasain lo, sebentar lagi dengan pembalasan kita. Waktu untuk pembinasaan lo tinggal menghitung detik doang, Boy,” kata Ivon bicara pelan dengan Lila.

Lila dan Ivon sudah benar-benar nggak sabaran untuk menghabisi Boy. Nasib baik lagi nggak berpihak, hukum karma sepertinya segera berlaku buat Boy. Sementara Kania sudah gelisah menunggu kehadiran kedua temennya untuk beraksi menjalankan skenarionya. Mereka bertiga memang sudah nggak sabaran mengacak-acak mukanya Boy dan menyiramkan jus mengkudu busuk kesekujur tubuh Boy, yang memang sudah mereka persiapkan dari rumah.

Malam itu merupakan malam yang naas dan apes bagi Boy. Dia harus mempertanggujawabkan atas semua perbuatannya terhadap ketiga cewek ini. Skenario yang diatur oleh Lila berjalan mulus. Boy yang lagi asik, tiba-tiba aja menjadi kaget nggak karuan melihat kehadiran korban-korbannya, Lila dan Ivon tiba-tiba datang secara bersamaan. Boy hanya terpaku diam menunggu eksekusi. Tapi dasar play boy tengik, dia berusaha terlihat santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Padahal dalam hatinya berkecamuk nggak karuan dan jantungnya berdebar kencang. Mampus dah gua! Pikirnya.

”Dasar bajingan! Buaye lu! Jadi ini kerja lo selama ini?” kata Ivon berang banget.

Lila yang nggak bicara, nggak tinggal diam. Lila lalu dengan semangatnya menyiramkan jus mengkudu tadi ke tubuh Boy. Pyuuuuur basah. Duh! Bau banget. Mampus deh lo, Boy!

Kania dan Ivon pun terus mencaci maki Boy habis-habisan. Lila yang sudah geram banget, akhirnya nggak tahan juga menahan emosinya, lalu dengan spontan menggampar muka Boy. Plaaaaaak, Boy tidak mengelak dan hanya diam.

Boy yang seperti maling ketangkap basah nggak bisa berkutik dan hanya diam dan pasrah tanpa perlawanan apa-apa dengan perlakuan ketiga cewek tadi. Mau bicara pun sudah nggak sanggup lagi. Mau ngeles pun sudah nggak bisa lagi. Ia seperti orang yang sudah kehilangan akal. Ia malu banget karena belangnya selama ini sudah ketahuan.

Dengan peristiwa itu membuat semua tamu di kafe pun tertuju kepada mereka berempat dan membuat membuat pengunjung heboh dan tertawa sambil bertepuk tangan melihat seorang cowok yang sudah basah kuyup menjadi bulan-bulanan tiga orang cewek. Rasain deh, Boy!

”Cukup sudah pertualangan cinta lo sama kita, Boy,” kata Lila sambil berlalu meninggalkan Boy berdiri sendirian.

Lila, Ivon dan Kania akhirnya pergi meninggalkan Boy sendiri. Boy pun akhirnya dengan perasaan malu banget pulang meninggalkan kafe yang menjadi neraka buatnya malam itu. Mimpi apa gua semalam, bisik hatinya seperti nggak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Selama diperjalanan, mereka bertiga melepas tawa sejadi-jadinya di dalam mobil sedan yang dikendarai oleh Lila. Mereka pun merasa puas setelah sukses mengerjai Boy.

Makanya Boy, jadi orang jangan sombong banget dengan kegantenganmu, sehingga membuatmu lupa akan daratan. Kalau elo masih nggak nyadar juga, maka tunggu aja sebuah hukum karma yang mungkin lebih besar dari malam ini akan menghampirimu lagi. Percaya deh! Tuhan Maha Pengampun, kembalilah ke jalan yang benar, Boy. Insyaallah.


Cerpen Cinta : Akhir Pertualangan Cinta (Bagian Ketiga) Habis

No comments:

Post a Comment